Minggu, 21 Februari 2016

STUDI KASUS KRITERIA INVESTIGASI PENELITIAN (IRR) (NPV) (PP) (PI) (ARR)

STUDI KELAYAKAN BISNIS

STUDI KASUS KRITERIA INVESTIGASI PENELITIAN (IRR) (NPV) (PP) (PI) (ARR)




BAB 1
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
            Di dalam mengembangkan suatu system informasi perlu dipertimbangkan investasi yang dikeluarkan sebab menyangkut kepada dana perusahaan. Jika manfaat yang diharapkan lebih kecil dari sumber-sumber daya yang dikeluarkan, maka system informasi ini dikatakan tidak bernilai atau tidak layak. Untuk itu perlu dilakukan penganggaran modal (capital budgeting). Istilah penganggaran modal (capital budgeting) digunakan untuk melukiskan tindakan perencanaan dan pembelanjaan pengeluaran modal, seperti untuk pembelian ekuipment baru, untuk memperkenalkan produk baru, dan untuk memodernisasi fasilitas pabrik. Dengan demikian, keputusan penganggaran modal merupakan suatu factor penting dalam rentabilitas jangka panjang sutu perusahaan. Hal ini benar terutama dalam situasi suatu perusahaan hanya mempunyai dana yang terbatas untuk investasi, tetapi mempunyai kesempatan untuk memilih investasi yang hamper tidak terbatas yang akan mengahasilkan keuntungan terbesar. Prose pemilihan ini dipersulit oleh kenyataan bahwa sebagian besar kesempatan investasi itu bersifat jangka panjang, dan masa depan itu seringkali merupakan masa yang ssangat panjang dan sulit untuk meramalkan masa depan tersebut.
            Untuk membuat keputusan investasi secara bijak, manajer memerlukan alat yang tersedia baginya yang akan membimbing mereka dalam membandingkan keuntungan relative dan kerugian relative berbagai alternative investasi, salah satunya dengan menggunakan metode “Net Present Value”.
            Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu. Misalnya dalam penggantian mesin lama dengan mesin baru, harga jual mesin lama harus diperhitungkan dalam mempertimbangkan investasi pada mesin baru.
Dalam prinsip akuntansi yang lazim, biaya bunga modal sendiri tidak boleh diperhitungkan sebagai biaya. Dalam pengambilan keputusan investasi, biaya modal sendiri justru harus diperhitungkan.
Analisis biaya dalam keputusan investasi lebih dititikberatkan pada aliran kas, karena saat penelimaan kas dalam investasi memilki nilai waktu uang. Satu rupiah yang diterima sekarang lebih berharga dibandingkan dengan satu rupiah yang diterima di masa yang akan datang. Oleh karena itu, meskipun untuk perhitungan laba perusahaan, biaya diperhitungkan berdasarkan asas akrual, namun dalam perhitungan pemilihan investasi yang memperhitungkan nilai waktu uang, biaya yang diperhitungkan adalah biaya tunai.
      Karena keputusan investasi didasarkan pada aliran kas, maka pajak atas laba merupakan unsur informasi penting yang ikut dipertimbangkan dalam perhitungan aliran kas untuk pengambilan keputusan investasi. Jika suatau usulan investasi diperkirakan akan mengakibatkan penghematan biaya atau tambahan pendapatan, maka disisi lain akan mengakibatkan timbulnya laba diferensial, yang akan menyebabkan tambahan pajak penghasilan yang akan dibayar oleh perusahaan. Oleh karena itu dalam memperhitungkan aliran kas keluar dari investasi, perlu diperhitungkan pula tambahan atau pengurangan pajak yang harus dibayar akibat adanya penghematan biaya atau penambahan pendapatan tersebut dan sebaliknya.
      Dalam pemilihan usulan investasi, manajemen memerlukan informasi akuntansi sebagai salah satu dasar penting untuk menentukan pilihan investasi. Informasi akuntansi dimasukkan dalam suatu model pengambilan keputusan yang berupa kriteria penilaian investasi untuk memungkinkan manajemen memilih investasi terbaik di antara alternatif investasi yang tersedia.
      Ada beberapa metode untuk menilai perlu tidaknya suatu investasi atau untuk memilih berbagai macam alternatif investasi.
v  Pay back method
v  Average return on investment
v  Present value
v  Discounted cash flow (Internal Rate of Return)
v  Modified Internal Rate of Return (MIRR)
v  Profitability Index (PI)
      Namun penulis hanya menggunakan satu metode saja yaitu metode present value dan apa pengaruhnya dalam penganggaran modal tersebut.
Karena pertimbangan-pertimbangan tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh bagaimana pengaruh metode present value pada capital budgeting pada suatu perusahaan.




BAB II
PEMBAHASAN

A.  Metode-Metode Evaluasi Proyek
Keputusan investasi merupakan keputusan manajemen keuangan yang paling penting di antara ketiga keputusan jangka
panjang yang diambil manajer keuangan. Disebut penting, karena selain penanaman modal pada bidang usaha yang membutuhkan modal yang besar, juga keputusan tersebut mengandung risiko tertentu, serta langsung berpengaruh pada nilai perusahaan.
Pada umumnya, langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengambilan keputusan investasi adalah sebagai berikut:
      1.            Adanya usulan investasi (proposal investasi).
      2.            Memperkirakan arus kas (cash flow) dari usulan investasi tersebut.
      3.            Mengevaluasi profitabilitas investasi dengan menggunakan beberapa metode penilaian kelayakan investasi.
      4.            Memutuskan menerima atau menolak usulan investasi tersebut.
Untuk menilai profitabilitas rencana investasi dikenal dua macam metode, yaitu metode konvensional dan metode non-konvensional (discounted cash flow). Dalam metode konvensional dipergunakan dua macam tolok ukur untuk menilai profitabilitas rencana investasi, yaitu payback period dan accounting rate of return, sedangkan dalam metode non-konvensional dikenal tiga macam tolok ukur profitabilitas, yaitu Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), dan Internal Rate of Return (IRR). 

B.  NET PRESENT VALUE (NPV)
            NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskontokan pada saat ini. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.  Jadi perhitungan NPV mengandalkan pada teknik arus kas yang didiskontokan.
Menurut  Kasmir  (2003:157) Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV Investasi selama umur investasi. Sedangkan menurut Ibrahim (2003:142) Net Present Value (NPV) merupakan net benefit   yang telah di diskon dengan menggunakan  social opportunity cost of capital (SOCC) sebagai discount factor.

Arus kas masuk dan keluar yang didiskontokan pada saat ini ( Present Value / PV ) yang dijumlahkan selama masa hidup dari proyek tersebut dihitung dengan rumus :
t : waktu arus kas
i : suku bunga diskonto yang digunakan
Rt : arus kas bersih ( the net cash flow ) dalam waktu t
Pada tabel berikut ditunjukkan arti dari perhitungan NPV terhadap keputusan investasi yang akan dilakukan.
Bila
Berarti
Maka
NPV > 0
Investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi perusahaan.
Proyek bisa dijalankan.
NPV < 0
Investasi yang dilakkukan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
Proyek di tolak.
NPV = 0
Investasi yang dilakukan tidak akan perusahaan untung atau rugi.
Kalau proyek dilaksanakan atau tidak dilaksanakan tidak berpengaruh pada perusahaan. Keputusan harus ditetapkan dengan menggunakan kriteria lain misalnya dampak investasi terhadap positioning perusahaan.


Langkah menghitung NPV:
1)      Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan arus keluar, yang didiskontokan pada biaya modal proyek,
2)      Jumlahkan arus kas yang didiskontokan ini,  hasil ini didefinisikan sebagai NPV proyek,
3)      Jika NPV adalah positif, maka proyek harus diterima, sementara jika NPV adalah negatif, maka proyek itu harus ditolak. Jika dua proyek  dengan NPV positif adalah mutually exclusive, maka salah satu dengan nilai NPV terbesar harus dipilih .
NPV sebesar nol menyiratkan bahwa arus kas proyek sudah mencukupi untuk  membayar kembali modal yang diinvestasikan dan memberikan tingkat pengembalian yang diperlukan atas modal tersebut. Jika proyek memiliki NPV positif, maka proyek tersebut menghasilkan lebih banyak kas dari yang dibutuhkan untuk menutup utang dan memberikan pengembalian yang diperlukan kepada pemegang saham perusahaan.
Keunggulan NPV = menggunakan konsep nilai waktu uang (time value of money). Maka sebelum penghitungan/penentuan NPV hal yang paling utama adalah  mengetahui atau menaksir aliran kas masuk di masa  yang akan datang dan aliran kas keluar.
Di dalam aliran kas ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
a)      Taksiran kas haruslah didasarkan atas dasar setelah pajak,
b)      Informasi terebut haruslah didasarkan atas “incremental” (kenaikan atau selisih) suatu proyek. Jadi harus diperbandingkan adanya bagaimana aliran kas seandainya dengan dan tanpa proyek. Hal ini penting sebab  pada proyek pengenalan produk baru, bisa terjadi bahwa  produk lama akan “termakan” sebagian karena kedua produk itu bersaing dalam pemasaran,
c)      Aliran kas ke luar haruslah tidak memasukkan unsur bunga, apabila proyek itu direncanakan akan dibelanjai/didanai dengan pinjaman. Biaya bunga tersebut termasuk sebagai tingkat bunga yang disyaratkan (required rate of return) untuk penilaian proyek tersebut. Kalau kita ikut memasukkan unsur bunga di dalam perhitungan aliran kas ke luar, maka akan terjadi penghitungan ganda.
Description: https://kelincicoklatdiary.files.wordpress.com/2010/10/npv-tab.jpg?w=698

Nilai Sekarang Net (Net Present Value = NPV)
Merupakan selisih antara nilai pasar proyek dan harga perolehannya (cost)
NPV =PV Cash Inflow – Initial Cost
NPV = Nilai sekarang dari arus kas masuk – biaya investasi
Berapa nilai yang dihasilkan dari investasi tersebut?
Langkah pertama adalah memperkirakan arus kas mendatang yang diharapkan.
Langkah kedua adalah memperkirakan hasil (return) yang diinginkan dari proyek pada tingkat resikonya.
Langkah ketiga adalah menghitung nilai sekarang dari arus kas masuk dan dikurangi dengan nilai investasi awal (harga perolehan).

Contoh :
Sebuah proyek diperkirakan memiliki arus kas  (cash flow = CF) sebagai berikut (yang bertanda negative berarti arus kas keluar / pengeluaran kas sedangkan yang bertanda positif berarti arus kas masuk / penerimaan kas) :
Tahun 0 : CF = -Rp 165 miliar
Tahun 1 : CF = Rp 63,12 miliar ; NI = Rp 13,62 miliar
Tahun 2 : CF = Rp 70,80 miliar ; NI = Rp   3,30 miliar
Tahun 3 : CF = Rp 91,08 miliar ; NI = Rp 29,10 miliar
Nilai Buku Rerata (average) = Rp 72 miliar
Hasil yang diharapkan dari proyek tersebut pada tingkat resiko yang dihadapi sebesar 15%.
Diharapkan proyek tersebut akan balik modal dalam waktu 2 tahun.

Pengambilan Keputusan
Pada metode Nilai Sekarang Neto (Net Present Value = NPV) , Jika nilai NPV positif maka proyek diterima dan sebaliknya.
Bila NPV bernilai positif berarti proyek tersebut diharapkan akan menambah nilai perusahaan dan akan meningkatkan kekayaan pemilik perusahaan.
Karena tujuan perusahaan untuk meningkatkan kekayaan pemilik perusahaan, NPV merupakan ukuran langsung seberapa baik proyek dapat mencapai tujuan tersebut.

Untuk contoh di atas,nilai NPV nya sbb  (dalam miliaran rupiah) :
NPV = -165 + 63,120/(1.12) + 70,8/(1.12)^2 + 91,08/(1.12)^3 = 12,62741
Karena nilai NPV positif Rp 12,63 miliar, berarti proyek tersebut diterima.

NPV – Test Kriteria Keputusan :
1)      NPV memperhitungkan nilai waktu dari uang. Hal ini terlihat dari adanya diskonto terhadap arus kas yang diperoleh setiap periodenya.
2)      NPV memperhitungkan resiko dari penerimaan arus kas (pada soal di atas sudah tertulis hasil yang diharapkan mencerminkan tingkat resiko yang dihadapi)
3)      NPV memberikan informasi tentang kenaikan nilai perusahaan (adanya tambahan kekayaan sebesar Rp 12,63 miliar)
Karena NPV memenuhi ketiga kriteria tersebut, maka NPV merupakan metode yang baik.

C.  INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)
            Metode ini untuk membuat peringkat usulan investasi dengan menggunakan tingkat pengembalian atas investasi yang dihitung dengan mencari tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk proyek yang diharapkan terhadap nilai  sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat diskonto yang membuat NPV sama dengan nol.
IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyek/investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain (bunga deposito bank, reksadana dan lain-lain). IRR digunakan dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak, untuk itu biasanya digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus lebih tinggi dari Minimum acceptable rate of return atau Minimum atractive rate of return (MARR) . MARR adalah laju pengembalian minimum dari suatu investasi yang berani dilakukan oleh seorang investor.
            Penerimaan atau penolakan usulan investasi ini adalah dengan membandingkan IRR dengan tingkat bunga yang disyaratkan (required rate of return). Apabila IRR lebih besar dari pada tingkat bunga yang disyaratkan maka proyek tersebut diterima, apabila lebih kecil diterima.
            IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV dari proyek sama dengan nol. Discount rate yang dipakai untuk mencari present value dari suatu benefit/biaya harus senilai dengan opportunity cost of capital seperti terlihat dari sudut pandangan si penilai proyek. Konsep dasar opportunity cost pada hakikatnya merupakan pengorbanan yang diberikan sebagai alternatif terbaik untuk dapat memperoleh sesuatu hasil dan manfaat atau dapat pula menyatakan harga yang harus dibayar untuk mendapatkannya.
Tingkat Hasil Internal (Internal Rate of Return = IRR)
IRR merupakan metode alternative NPV yang terpenting.
IRR sering digunakan dalam prakteknya dan menarik secara intuisi.
IRR didasarkan atas arus kas perkiraan dan tidak terikat pada tingkat suku bunga.
IRR merupakan tingkat hasil yang menghasilkan NPV = 0.
Suatu proyek diterima menurut IRR, bila IRR lebih besar dari hasil yang diharapkan.
Cara menghitungnya dengan proses coba-coba (trial and error).

Misalkan  (nilai dalam miliaran rupiah)
R        = 15% NPV = -165 + 62,12/(1+15%) + 70,8/(1+15%)^2 + 91,08/(1+15%)^3 = -3,309
R        = 17% NPV = -165 + 62,12/(1+17%) + 70,8/(1+17%)^2 + 91,08/(1+17%)^3 =  2,463
Selisih=2%                                                                                                                               5,772
IRR = 15% + 3,309/5,772*2% = 16,15% atau
       = 17% - 2.463/5,772*2%  = 16,15%
Karena IRR = 16,15% > hasil yang diharapkan (RRR = 12%), maka proyek tersebut diterima.

IRR – Test Kriteria Keputusan :
1)      IRR memperhitungkan nilai waktu dari uang. Hal ini terlihat dari adanya perhitungan diskonto terhadap arus kas yang diperoleh setiap periodenya.
2)      IRR memperhitungkan resiko dari penerimaan arus kas (semakin besar resikonya, hasil yang diharapkan semakin besar).
3)      IRR memberikan informasi tentang kenaikan nilai perusahaan (IRR berkaitan dengan perhitungan NPV)
Karena IRR memenuhi ketiga kriteria tersebut, maka IRR merupakan metode alterantif yang baik.

Kelebihan IRR : mengetahui hasil merupakan hal yang menarik secara intuisi, mudah untuk mengkomunikasikan nilai proyek kepada seseorang yang tidak tahu rincian perkiraan secara rinci.
Jika IRR relative tinggi, maka tidak perlu memperkirakan hasil yang diinginkan (required return / RRR), yang sering merupakan suatu tugas yang sulit.

Ringkasan keputusan atas proyek berdasarkan metode :
NPV                         : proyek diterima
PP                           : proyek ditolak
DPP                         : proyek ditolak
ARR                         : proyek ditolak
IRR                          : proyek diterima

NPV vs. IRR
            Pada umumnya metode NPV dan IRR mengarahkan kita untuk mengambil keputusan yang sama. Namun terdapat 2 kekecualiaan yakni :
ü  Arus kas tidak konvensional yakni arus kas yang berubah-ubah tandanya lebih dari sekali.
Bila arus kas berubah-ubah tandanya (dari negative ke positif lalu negative kembali misalnya), maka akan terdapat beberapa IRR (garisnya tidak lagi linear melainkan non linear). Karena saat mencari IRR, kita mencari akar dari persamaan, jika garis yang terbentuk melewati sumbu X ebih dari sekali, maka akan terdapat lebih dari satu hasil yang memenuhi persamaan tersebut. Masalahnya : bila terdapat lebih dari satu IRR, mana yang akan dipakai dalam membuat keputusan?
Contoh : sebuah investasi memerlukan pengeluaran sebesar Rp 90 miliar dan akan menghasilkan arus kas untuk tahun pertama Rp 132 miliar, tahun kedua Rp 100 miliar dan tahun ketiga negative Rp 150 miliar. Jika hasil yang dikehendaki 15%, apakah investasi tersebut akan diterima? Jika dicari maka IRR ada 2 yakni >15% (berarti investasi tersebut diterima) dan 10,11% (berarti proyek diterima). Mana yang dipilih?

ü  Proyek yang bersifat mutually exclusive (untuk proyek-proyek yang berbeda ukuran skala dan waktu arus kas yang berbeda).
Pada proyek yang bersifat mutually exclusive, jika kita menerima proyek yang satu , maka kita menolak proyek lainnya. Misalnya : Jika terdapat pilihan untuk menghadiri wisuda di Harvard atau Stanford pada saat yang bersamaan. Kita tidak dapat hadir pada keduanya. Untuk setiap proyek, maka secara intuisi kita akan mengambil keputusan : pilihlah proyek yang memiliki nilai NPV atau IRR yang lebih tinggi.
Contoh : Proyek yang bersifat Mutually Exclusive (nilai dari miliaran rupiah)
Periode
Periode A
Periode B
0
Rp 500
Rp 400
1
Rp 325
Rp 325
2
Rp 325
Rp 200
IRR
19,43%
22,17%
NPV
Rp 64,05
Rp 60,74

Jika hasil yang dikehendaki untuk kedua proyek tersebut 10%, manakah proyek yang akan diterima?
NPV mengukur langsung kenaikan nilai persahaan.
Bila terdapat konflik antara NPV dan metode lainnya, maka gunakanlah NPV.
IRR tidak dapat digunakan dalam situasi : arus kas non konvensional dan proyek-proyek yang bersifat mutually exclusive.

Modified IRR
Caranya :
v  Hitunglah NPV dari seluruh pengluaran kas dengan menggunakan tingkat bunga pinjaman
v  Hitunglah seluruh arus kas masuk mendatang dengan menggunakan tingkat bunga investasi
v  Lalu carilah tingkat hasil (return) yang menyamakan kedua nilai tersebut.
Manfaat : satu jawaban dan tingkat hasil spesifik untuk meminjam dan melakukan investasi kembali.

D.  METODE PAYBACK PERIODE (PP)
            Payback period adalah suatu metode berapa lama investasi akan kembali atau periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash flow- nya yang hasilnya merupakan satuan waktu. Suatu usulan investasi akan disetujui apabila payback period-nya lebih cepat atau lebih pendek dari payback period yang disyaratkan oleh perusahaan.
Description: https://kelincicoklatdiary.files.wordpress.com/2010/10/rumus-pp.jpg?w=698
Metode payback period merupakan metode penilaian investasi yang sangat sederhana perhitungannya, sehingga
banyak digunakan oleh perusahaan. Tetapi di lain pihak metode ini mempunyai kelemahan-kelemahan, yaitu:
a) Tidak memperhatikan nilai waktu uang.
b) Mengabaikan arus kas masuk yang diperoleh sesudah payback period suatu rencana investasi tercapai.
c) Mengabaikan nilai sisa (salvage value) investasi.
Meskipun metode payback period memiliki beberapa kelemahan, namun metode ini masih terus digunakan secara intensif dalam membuat keputusan investasi, tetapi metode ini tidak digunakan sebagai alat utama melainkan hanya sebagai indikator dari likuiditas dan risiko investasi.
Keunggulan metode payback period adalah sebagai berikut:
a) Perhitungannya mudah dimengerti dan sederhana.
b)Mempertimbangkan arus kas dan bukan laba menurut akuntansi.
c) Sebagai alat pertimbangan risiko karena makin pendek payback makin rendah risiko kerugian.
Description: https://kelincicoklatdiary.files.wordpress.com/2010/10/contoh2.jpg?w=698


Periode Pengembalian Investasi (Payback Period = PP)
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh kembali uang kas (dana) yang telah dikeluarkan dalam suatu investasi.
Langkah-langkahnya : perkirakan arus kas yang akan diperoleh. Lalu kurangkan arus kas mendatang tersebut dari investasi awal sehingga seluruh nilai investasi tersebut dapat ditutupi.
Suatu proyek akan diterima bila periode pengembalian investasinya lebih cepat dibanding batas waktu yang ditetapkan (preset limit).

Pada contoh di atas perhitungan nya sbb  (dalam jutaan rupiah) :
Investasi awal                        - Rp 165.000
Arus kas masuk tahun-1         Rp   63.120
Saldo                                      - Rp 101.880
Arus kas masuk tahun-2       Rp    70.000
Saldo                                      - Rp    31.080
Arus kas masuk tahun-3       Rp    91.080
Saldo                                        Rp    60.000
Dengan demikian periode pengambilan investasi = 2 tahun + 31,08 / 91,03 x 12 bulan = 2 tahun 4,09 bulan
Artinya setelah tersebut berlangsung selama 2 tahun 4,09 bulan, investasi (proyek) tersebut sudah kembali modal (dana yang sudah dikeluarkan saat melakukan investasi pada proyek tersebut, sudah diperoleh kembali).
Namun karena investasi tersebut balik modal setelah 2 tahun beroperasi, maka realisasi balik modal selama 2 tahun 4,09 bulan terlalu lama. Dengan demikian proyek tersebut ditolak.

Periode Pengembalian Investasi (PP) – Tes Kriteria Keputusan

1)      PP tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang (time value of money). Pada metode ini tidak ada perhitungan diskonto dari arus kas yang diperoleh.
2)      PP tidak memperhitungkan resiko dari proyek. PP tidak mengaitkan antara resiko dan hasil yang diinginkan. PP hanya mementingkan berapa lama uang dikeluarkan dapat kembali.
3)      PP tidak memberikan informasi tentang pertambahan nilai bagi perusahaan dan pemilknya. Ia tidak memperhitungkan arus kas setelah tercapainya periode pengembalian investasi.

Mengingat PP tidak lulus terhadap ketiga ujian (pertanyaan) tersebut, maka PP tidak bisa dijadikan sebagai metode yang utama.

Kelebihan dan kekurangan dari Metode PP
Kelebihan : mudah dipahami (metode yang paling sederhana), selaras dengan ketidakpastian arus kas di masa mendatang (makin kecil arus kas yang diperoleh maka semakin lama kembali modalnya), menggunakan arus kas (bukan laba pembukuan).
Kelemahan : mengabaikan nilai waktu dari uang, membutuhkan lamanya waktu balik modal pembanding (periode waktu yang dijadikan patokan untuk pengembalian investasi), mengabaikan arus kas setelah tercapainya periode pengembalian investasi, bias untuk proyek jangka panjang seperti riset dan pengembangan dll.

Periode Pengembalian Investasi Terdiskonto  (Discounted Payback Period = DPP)
Pada metode ini, seluruh arus kas masuk (cash inflow / proceeds) dihitung nilai sekarangnya (didiskontokan), baru dihitung berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengembalikan nilai investasi.
Lalu bandingkan dengan lamanya waktu yang diinginkan.
Dengan metode ini, proyek akan diterima bila lamanya proyek ini bisa mengembalikan dana investasi selambat-lambatnya dalam waktu yang ditentukan tersebut.

Pada contoh di atas , pertama kita hitung nilai sekarang dari arus kas (masuk)nya sbb :
Tahun pertama : Rp 63,12 / (1+12%)^1 = Rp 56,357
Tahun kedua      : Rp 70,80 / (1+12%)^2 = Rp 56,441
Tahun ketiga      : Rp 91,08 / (1+12%)^3 = Rp 64,829

(dalam jutaan rupiah)
Investasi awal                        - Rp 165.000
Arus kas masuk tahun-1         Rp   56.357
Saldo                                      - Rp  108.643
Arus kas masuk tahun-2       Rp    56.441
Saldo                                      - Rp     52.202
Arus kas masuk tahun-3       Rp    64.827
Saldo                                        Rp    12.627
Dengan demikian periode pengambilan investasi = 2 tahun + 52.202 / 64.827 x 12 bulan = 2 tahun 9,66 bulan
Artinya setelah tersebut berlangsung selama 2 tahun 9,66 bulan, investasi (proyek) tersebut sudah kembali modal (dana yang sudah dikeluarkan saat melakukan investasi pada proyek tersebut, sudah diperoleh kembali).
Namun karena investasi tersebut balik modal setelah 2 tahun beroperasi, maka realisasi balik modal selama 2 tahun 9,66 bulan terlalu lama. Dengan demikian proyek tersebut ditolak.

Periode Pengembalian Investasi Terdiskonto (DPP) – Tes Kriteria Keputusan
a)      DPP memperhitungkan nilai waktu dari uang (time value of money). Pada metode ini sudah diperhitungkan diskonto dari arus kas yang diperoleh.
b)      DPP tidak memperhitungkan resiko dari proyek yang tercermin dari hasil  (return) yang dikehendaki.
c)      DPP tidak memberikan informasi tentang pertambahan nilai bagi perusahaan dan pemilknya. Ia tidak memperhitungkan arus kas setelah tercapainya periode pengembalian investasi.
Mengingat DPP tidak lulus terhadap satu ujian (pertanyaan) tersebut, maka DPP tidak bisa dijadikan sebagai metode yang utama.

Kelebihan dan kekurangan dari Metode DPP
            Kelebihan : memperhitungkan nilai waktu dari uang, mudah dipahami, tidak menerima investasi dengan NPV negative walau semua arus kas positif , menggunakan arus kas (bukan laba pembukuan).
            Kelemahan : mungkin menolak investasi yang memiliki NPV positif, membutuhkan lamanya waktu balik modal pembanding (periode waktu yang dijadikan patokan untuk pengembalian investasi), mengabaikan arus kas setelah tercapainya periode pengembalian investasi, bias untuk proyek jangka panjang seperti riset dan pengembangan dll.



E.  AVERAGE ACCOUNTING RETURN ( ARR )

            Terdapat banyak defisini yang berbeda untuk Hasil Akuntansi Rerata. Salah satunya :
Laba Bersih Rerata / Nilai Buku Rerata
Dengan catatan bahwa nilai buku rerata tergantung dari bagaimana aset disusutkan.
Pada metode ini dibutuhkan tarif pembanding yang dijadikan dasar (target cutoff rate).
Menurut metode ini , proyek akan diterima bila AAR lebih besar dari tarif yang ditentukan tersebut.

Pada contoh di atas, misalnya return akuntansi rerata yang dikehendaki 25%.
Laba bersih rerata (dalam miliar rupiah) = (13,620 + 3,300 + 29,100) / 3 = 15,340
AAR = 15,340 / 72,000 = 0.213 = 21.3%
Karena AAR (21,3%) < return yang dikehendaki (25%), maka proyek tersebut ditolak.

Hasil Akuntansi Rerata (ARR) – Tes Kriteria Keputusan :
1)      ARR tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang (time value of money).
2)      ARR tidak memperhitungkan resiko dari proyek yang tercermin dari hasil  (return) yang dikehendaki.
3)      ARR tidak memberikan informasi tentang pertambahan nilai bagi perusahaan dan pemilknya. Ia tidak memperhitungkan arus kas (menggunakan laba bersih).
Mengingat ARR tidak lulus terhadap ujian (pertanyaan) tersebut, maka ARR tidak bisa dijadikan sebagai metode yang utama.

Kelebihan dan kekurangan dari Metode AAR :
Kelebihan : mudah menghitungnya, informasi yang diperlukan biasanya tersedia.
Kelemahan : bukan merupakan tingkat hasil yang sebenarnya (nilai waktu dari uang diabaikan), menggunakan tarif pembanding yang arbitrar (subjektif), didasarkan pada laba bersih dan nilai buku akuntansi (bukan arus kas dan nilai pasar).

F.  PROFITABILITY INDEX ( PI )Profitability Index (PI)
            Metode ini untuk mengukur manfaat per unit biaya didasarkan atas nilai waktu dari uang.
PI sebesar 1,1 berarti untuk setiap investasi sebesar Rp 1, akan menciptakan tambahan nilai sebesar Rp 0,1 (yakni Rp 1,1 – Rp 1 nilai investasi).
Ukuran ini sangat berguna saat modal yang tersedia jumlahnya terbatas.
Bila proyek memiliki PI>1, maka proyek tersebut diterima.
Tidak dapat digunakan untuk memberi peringkat proyek yang bersifat mutually exclusive.
Dapat digunakan untuk membuat peringkat proyek dalam  capital rasioning.

Kelebihan dan kekurangan dari Metode PI :

            Kelebihan : sangat mendekati metode NPV, umumnya menghasilkan keputusan yang identik (sama), mudah dimengerti dan dijelaskan, sangat bermanfaat bila dana investasi yang tersedia terbatas.
            Kelemahan : dapat mengarah pada keputusan yang keliru saat membandingkan investasi yang bersifat mutually exclusive.

Penganggaran Modal (capital budgeting) dalam penerapannya.
Kita seharusnya mempertimbangkan beberapa kriteria investasi saat membuat keputusan.
Metode NPV dan IRR merupakan metode yang paling umum dipakai untuk menilai investasi.
Payback merupakan metode (kriteria) investasi kedua yang paling banyak digunakan.
contoh soal perhitungan Payback Period, PI, IRR, NPV

CONTOH SOAL :
PT. Asthree akan melakukan investasi melalui pembelian sebuah gudang seharga Rp. 80.000.000,-
Gudang tersebut mempunyai umur ekonomis 4 tahun dan nilai residu Rp. 25.000.000,-
perusahaan membayar bunga 20 % dengan tingkat pendapatan bersih sebagai berikut :
Tahun 1 : Rp. 2.500.000
Tahun 2 : Rp. 3.500.000
Tahun 3 : Rp. 4.500.000
Tahun 4 : Rp. 5.000.000
tentukan Payback periode, PI, ARR, NPV ?

jawaban :

Depresiasi = 80.000.000-25.000.000   = Rp. 13.750.000
                                  4

tahun
EAT
Depresiasi
Proceed
DF
PV Proceed
1
2.500.000
13.750.000
16.250.000
0,833
13.536.250
2
3.500.000
13.750.000
17.250.000
0,694
11.971.500
3
4.500.000
13.750.000
18.250.000
0,579
10.566.750
4
5.000.000
13.750.000
18.750.000
0,482
9.037.500
15.000.000
25.000.000
0,482
12.050.000
57.162.000


Payback Periode :
Harga perolehan = 80.000.000
Residu               = 25.000.000 _
                             55.000.000
Proceed 1         =  16.250.000 _
                             38.750.000
proceed 2         = 17.250.000 _
                            21.500.000
proceed 3         = 18.250.000 _            ( 3 tahun )
                              3.250.000



DAFTAR PUSTAKA

Garrison, Ray H. 1982. Akuntansi Manajemen (Manajerial Accounting). Brigham YoungUniversity : Institute of Professional Accontancy.
Prawironegoro, Darsoono dan Ari Purwanti. 2008. Akuntansi Manajemen. Jakarta : MitraWacana Media.


1 komentar:

  1. KABAR BAIK!!!

    Nama saya Mia.S. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 JUTA) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%.

    Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah saya diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena aku berjanji padanya bahwa aku akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam bentuk apapun, silahkan hubungi dia melalui emailnya: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com

    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com dan miss Sety yang saya diperkenalkan dan diberitahu tentang Ibu Cynthia dia juga mendapat pinjaman dari Ibu Cynthia baru Anda juga dapat menghubungi dia melalui email nya: arissetymin@gmail.com Sekarang, semua yang saya lakukan adalah mencoba untuk bertemu dengan pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening bulanan.

    BalasHapus